KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Anggaran Modal “Isu Lanjutan” Makalah
ini disusun dalam rangka memperdalam pemahaman tentang Anggaran Modal “Isu Lanjutan”
sekaligus dalam rangka memenuhi penilaian mata kuliah Manajemen Keuangan di
(STIE) PGRI Dewantara Jombang, Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Agus Taufik, SE, MM. selaku dosen mata Kuliah Manajemen
Keuangan yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas ini
sehingga kami menjadi mengerti dan memahami mengenai Anggaran Modal “Isu
Lanjutan”.
Semoga makalah dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya Mahasiswa/i STIE PGRI Dewantara Jombang.
Jombang, 16 Mei
2017
Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah
salah satu sumber utama keuntungan Penganggaran modal
adalah istilah yang sering kita dengar pada saat berhubungan dengan uang. Tapi
seringkali istilah penganggaran modal disalah tafsirkan sebagai alat untuk
menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran modal (capital budgeting)
bukan hanya sekedar itu saja. Maka dari itu kita harus memahami betul
pengertian dari penganggaran modal (capital budgeting) agar penafsiran tidak
hanya terbatas pada mencari keuntungan saja tetapi melakukan keputusan
investasi yang akan berdampak bagus pada jangka panjang maupun jangka pendek
bagi perusahaan. Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan harus paham
betul dengan capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang akan
memutuskan investasi atau penanam modal ini dapat diinvestasikan agar berdampak
baik pada perusahaan.
Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu sumber utama
keuntungan perusahaan tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian penganggaran modal ?
2.
Bagaimana
penjelasan proyek dengan usia berbeda?
3.
Bagaimana
pengaruh inflasi?
4.
Apa saja analisis dalam Penganggaran Modal?
5.
Apa itu
Pohon Keputusan dan Analisis opsi
1.3
Tujuan
1.
Agar memahami pengertian dari penganggaran modal
2.
Agar memahami proyek dengan usia berbeda
3.
Agar mengetahui pengaruh inflasi
4.
Agar mengetahui apa saja analisis dalam Penganggaran Modal
5. Agar Mengetahui Apa itu Pohon Keputusan dan Analisis Opsi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penganggaran
Modal
Capital budgeting atau penganggaran modal
yaitu proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi dalam aktiva
tetap. Menurut James C. Van Horne (2004:324) penganggaran modal adalah proses
mengidentifikasi, menganalisa, dan memilih proyek investasi yang
pengembaliannya (arus kas) diharapkan lebih dari satu tahun. Menurut Keown
Arthur (2005:306) penganggaran modal adalah proses pembuatan keputusan
investasi pada aset tetap. Penganggaran modal merupakan proses dimana
perusahaan memperbarui dan menemukan dirinya kembali – mengadaptasikan proyek
lama dan menemukan proyek yang baru.
Ini melibatkan perbandingan penerimaan kas yang dapat ditampilkan lebih
dari beberapa tahun dengan pengeluaran kas yang secara umum terjadi dalam waktu
dekat. Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk
produksi. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan
aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg
akan datang. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva
tetap. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh
menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran
modal.
2.2 Proyek Dengan Usia Berbeda
Manajer keuangan
menganalisis proyek secara independen. Misalnya kita harus mempunyai dua
alternatif investasi yang berbeda usianya, kemudian harus memilih salah
satunya. Bagaimana membandingkan kedua investasi tersebut? Misalkan ada dua
proyek investasi pergantian kedua investasi tersebut? Mislkan ada dua
proyek investasi pergantian mesin yaitu A dan B. Investasi A membutuhkan dana
Rp. 640.000,00 dan proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 840.000,00 dan
menghasilkan kas masuk sebesar Rp. 240.000,00 per tahun selama enam tahun.
Tabel berikut ini meringkaskan informasi tersebut dengan hasil perhitungan NPV
dengan meringkaskan informasi tersebut dengan hasil perhitungan NPV dengan
discount rate sebesar 10%.
Tabel 1 Dua Proyek Investasi dengan Usia
Berbeda
|
Proyek A
|
Proyek B
|
Investasi awal
|
Rp. 640.000,00
|
Rp. 840.000,00
|
Kas masuk per tahun
|
Rp. 320.000,00
|
Rp. 240.000,00
|
Usia investasi
|
3 Tahun
|
6 Tahun
|
NPV (Discount rate 10%)
|
Rp. 141.630,00
|
Rp. 186.402,00
|
Aliran kas untuk kedua usulan investasi
tersebut bisa dilihat berikut ini.
Proyek
A
0 +320ribu +320ribu +320ribu
-640ribu
1 2 3
Proyek B
0 +240ribu +240ribu ………….. +240ribu
-840ribu
1 2 6
Perhitungan tabel diatas menunjukan bahwa proyek B memberikan NPV lebih
tinggi dibandingkan dengan proyek A. karena itu proyek B akan dipilih. Tetapi
NPV merupakan fungsi dari usia proyek, semakin lama usia proyek akan semakin
tinggi NPV-nya. Meskipun hal tersebut tidak menjadi masalah jika proyek
tersebut independen, hal tersebut menjadi masalah jika proyek tersebut saling
meniadakan (kita harus pilih salah satu) dan pergantian di masa mendatang akan
dilakukan. Proyek semacam itu bukan merupakan proyek satu kali saja. Untuk
memperoleh perbandingan yang lebih valid, kita perlu menyamakan usia kedua
proyek tersebut. Ada dua cara yang bisa dilakukan.
2.2.1 Menyamakan Usia
Proyek A memiliki usia 3
tahun, sedangkan proyek B memiliki usia 6 tahun. Keduanya bisa di samakan
menjadi usia 6 tahun. Proyek A dengan demikian mengalami dua siklus, sedangkan
proyek B mengalami satu siklus/ skedul aliran kas untuk keduanya bisa dilihat
sebagai berikut ini.
Bagan 2. Skedul Alian Kas dengan Menyamakan Usia Proyek
Proyek A
0 +320ribu
+320ribu +320ribu +320ribu
+320ribu +320ribu
-640ribu 1 2 3 4 5 6
Proyek B
0 +240ribu
+240ribu +240ribu +240ribu
+240ribu +240ribu
-840
ribu 1 2 3 4 5 6
2.2.2 Equivalent Annual
NPV (EAN)
Metode ini merubah NPV yang dihitung menjadi angka NPV
tahunan. Asumsi yang dipakai oleh metode ini adalah proyek yang ada sekarang
akan dilakukan terus menerus. Perhitungan Equivalent Annual NPV adalah sebagai
berikut ini.
Eq An NPV = NPVn / PVIFA (r,n) ……… (1)
dimana :
NPVn =
Present value proyek
PVIFA
(r,n) = Present value
factor annuity didasarkan pada tingkat keuntungan yang disyaratkan dan usia proyek.
2.2.3 Pertimbangan
Lanjut
Analisis investasi untuk dua proyek dengan usia
berbeda dilakukan untuk dua proyek yang mutually exclusive (kita harus memilih
salah satu). Jika dua proyek tersebut independen, maka tidak perlu dilakukan
analisis seperti itu. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah analisis tersebut
mengasumsikan kondisi yang sama selama umur proyek tersebut; tingkat inflasi
dan teknologi dianggap sama. Jika kita memperkirakan tingkat inflasi atau
teknologi berbeda, sehingga menyebabkan aliran kas keduanya berubah, maka kita
harus memasukkan efek tersebut ke dalam perkiraan aliran kas.
2.3_ Pengaruh Inflasi
Jika aliran kas dan tingkat keuntungan yang disyaratkan
menggunakan aliran kas nominal, dan tingkat inflasi yang dipakai keduanya sama,
maka tingkat inflasi keduanya akan saling menghilangkan. Dengan demikian kita
tidak perlu melakukan apa-apa. Yang menjadi masalah jika tingkat inflasi
keduanya tidak sama. Jika pasar keuangan efisien, maka pasar (investor) akan
memasukkan inflasi yang diharapkan ke dalam tingkat keuntungan yang
disyaratkan. Jika kita tidak melakukan hal yang sama terhadap aliran kas, maka
akan ada kecenderungan downward bias (bias karena hasil analisis NPV menjadi
lebih rendah dari yang seharusnya).
Beberapa langkah yang bisa dilakukan yang berkaitan
dengan inflasi:
1. Pengaruh inflasi atau dis-inflasi harus dimasukkan ke dalam aliran
kas, karena tingkat keuntungan yang disyaratkan biasanya sudah memasukkan
inflasi yang diharapkan (investor sudah memasukkan inflasi ke dalam tingkat keuntungan
yang diharapkan).
2. Jika inflasi tidak homogen di dalam suatu perekonomian, akan lebih
baik jika kita menggunakan tingkat inflasi per-sektor perekonomian.
3. Perubahan harga yang tidak
dikarenakan inflasi, misal karena perubahan permintaan dan penawaran, yang akan
mempengaruhi aliran kas, sebaiknya juga dimasukkan ke dalam analisis.
2.4 Analisis Dalam Anggaran Modal
2.4.1
Analisis Risiko Investasi
Untuk memperoleh gambaran yang lebih realistis mengenai analisis NPV,
analisis NPV bisa dilengkapi dengan analisis sensitivitas. Dalam analisis
sensitivitas, kita akan menghitung NPV jika parameter-parameter dalam analisis
berubah.
Misalkan saja kita mengidentifikasi tiga variabel yang dianggap relevan
sebagai berikut ini.
1. Jumlah kuantitas terjual
2. Harga per-unit
(karena, Penjualan = jumlah kuantitas yang diminta × harga
per-unit)
3. Biaya tetap
4. Investasi awal.
Kemudian kita mempunyai perkiraan yang berbeda untuk setiap variabel:
pesimis, normal, optimis. Dengan melakukan analisis sensitivitas, manajer
keuangan bisa memperoleh informasi variabel apa saja yang penting (critical),
yang harus diwaspadai oleh manajer keuangan.
Kelemahan pendekatan sensitivitas di atas adalah menggunakan
pertimbangan subyektif untuk menentukan angka pada kondisi pesimis maupun
optimis. Pada satu sisi, pendekatan subyektif barangkali memang sebaiknya
digunakan. Di sisi lain, pendekatan subyektif bisa menghasilkan bias-bias
tertentu, misal ada kecenderungan merubah variabel sedemikian rupa sehingga NPV
yang dihasilkan bisa tetap positif.
Sebagai pelengkap, metode obyektif juga bisa digunakan dalam analisis
sensitivitas. Dalam metode ini, kita akan melihat bagaimana efek perubahan
variabel jika berubah sebesar angka tertentu, misal 20%, terhadap NPV. Kita
bisa mengulangi langkah yang sama dengan merubah angka perubahan menjadi 30%,
10%, 5%, dan melihat efeknya terhadap NPV. Dengan menggunakan angka tetap naik
dan turun sebesar 20%, usulan investasi menjadi sensitif terhadap perubahan
harga per-unit dan jumlah kuantitas yang terjual.
2.4.2 Analisis Skenario
Pada analisis skenario, manajer keuangan mengidentifikasi skenario
tertentu, kemudian menghitung NPV berdasarkan skenario tersebut. Berbeda dengan
analisis sensitivitas, dimana hanya satu variabel berubah, dan mengasumsikan
variabel lain konstan, pada analisis skenario, variabel-variabel bisa berubah
secara bersamaan untuk setiap skenarionya. Misalkan manajer keuangan
memperkirakan tiga skenario, yaitu kondisi ekonomi jelek, normal, dan baik.
Seberapa besar risiko proyek tersebut, akan tergantung dari probabilitas
kondisi perekonomian menjadi jelek. Manajer keuangan memperoleh informasi yang
lebih banyak mengenai risiko usulan investasi tersebut, dengan melakukan
analisis sensitivitas dan skenario.
2.4.3 Analisis Simulasi
Simulasi memperhalus analisis sensitivitas lebih lanjut. Dalam analisis
simulasi, manajer keuangan merubah-rubah variabel yang relevan, kemudian
melihat efeknya terhadap NPV. Perubahan dilakukan secara simultan, kemudian
perhitungan efek terhadap NPV dilakukan beberapa kali sehingga akan diperoleh
distribusi NPV. Simulasi akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan software
atau program komputer.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :
(1)Menghitung distribusi probabilitas penjualan berdasarkan data
historis atau perkiraan lainnya. Setelah diperoleh distribusinya, kita bisa
menentukan angka random yang berkaitan dengan masing-masing skenario tingkat
penjualan.
2.4.4 Analisis Break even Point / BEP (Pulang Pokok)
2.4.4.1 Analisis Break-Even Akuntansi
Analisis
break-even bisa digunakan untuk melihat seberapa besar penjualan minimal agar
bisa menutup biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Jika manajer keuangan
ingin melihat penjualan minimal yang harus diperoleh agar bisa menutup
biaya-biaya yang dikeluarkan, analisis break-even bisa digunakan.
Analisis break-even bisa dituliskan sebagai
berikut.[1]
Biaya
tetap + depresiasi
Titik BE =
----------------------------------------------------------
(Harga per-unit – Biaya Variabel per-unit)
/ Harga per-unit ……… (2)
[1] Formula tersebut diturunkan sebagai berikut ini.
Penjualan = VC + FC + Dep
Dimana VC = biaya variabel, FC = biaya tetap, Dep = depresiasi
Karena Penjualan = P.Q (Harga × Kuantitas), dan Biaya Variabel =
V.Q (Biaya variabel per-unit ×
Kuantitas), maka:
P.Q = V.Q + FC + Dep
P.Q – V.Q = FC + Dep
Q (P – V) = FC + Dep Q = (FC + Dep) / (P – V)
Kemudian, masing-masing sisi dikalikan P, sehingga diperoleh
P.Q = (FC + Dep) / [ (P – V) / P ]
2.4.4.2
Analisis Break Even Present Value Aliran Kas
Manajemen keuangan mempunyai fokus pada aliran kas, bukannya laba
akuntansi. Meskipun terjadi break-even akuntansi, sebenarnya perusahaan masih
rugi secara eknomis. Untuk menghapus kelemahan tersebut, manajer keuangan bisa
melakukan perhitungan break-even dengan memasukkan present value aliran kas.
Untuk menghitung tingkat penjualan dimana NPV = 0, kita bisa menghitung
menggunakan formula sebagai berikut,
PV Kas Masuk – PV Kas Keluar = 0
Metode alternatif dalam perhitungan break-even dengan present value
aliran kas adalah dengan menggunakan equivalent annual cost (EAC). EAC dihitung
sebagai berikut ini.
EAC = Investasi Awal / PVIFA (r%, T)
EAC bisa diinterpretasikan sebagai komponen
investasi awal yang harus “dicover” agar investasi bisa ditutup (break-even).
Dengan kata lain, EAC merupakan komponen aliran kas.
Titik break-even di atas bisa dihitung secara
matematis sebagai berikut ini.
EAC + Biaya Tetap (1 – T) – Depresiasi (T)
TBE
= -------------------------------------------------------
(Harga jual
– Biaya Variabel) (1 – T)
Komponen biaya (angka yang dibagi) terdiri
dari EAC (bagian dari investasi awal), biaya tetap (net-pajak) dan penghematan
pajak karena depresiasi. Pembaginya terdiri dari selisih harga jual dengan biaya variabel net-pajak.
2.5 Pohon
Keputusan dan Analisis Opsi
Salah satu cara untuk menganalisis
ketidakpastian adalah dengan menggunakan pohon keputusan. Dengan menggunakan
pohon keputusan, manajer keuangan bisa menganalisis keputusan yang dilakukan
secara berurutan. Pilihan akan selalu mempunyai nilai. Diagram pohon keputusan
bermanfaat untuk menggambarkan situasi dengan pilihan.
Dalam banyak permasalahan, kesempatan atau
peluang memainkan peran yang penting. Analisis keputusan merupakan istilah
untuk teknik dalam menganalisis permasalahan yang mengandung risiko,
ketidakpastian atau peluang. Pohon keputusan merupakan teknik khusus dalam
menganalisis keputusan. Dengan menggunakan diagram pohon
keputusan, maka logika dan proses pengambilan keputusan dapat ditelusuri,
artinya gambaran yang diberikan dalam diagram keputusan tersebut mudah
dipahami, dapat dikaji ulang, proses dan logika pembuatan keputusan dapat diikuti
dengan seksama.
Komponen utama dalam diagram pohon keputusan meliputi simpul-simpul dan
cabang-cabang. Adapun simpul dibedakan menjadi 3 yaitu simpul keputusan
(Kotak), simpul
peluang atau kesempatan (lingkaran) dan simpul terminal (bulat). Simpul keputusan mencerminkan alternatif-alternatif atau pilihan – pilihan keputusan yang bisa di ambil oleh perusahaan. Simpul peluang melambangkan keadaan-keadaan yang mungkin terjadi dari alternatif keputusan tersebut. Sedangkan simpul terminal merupakan akhir dari lintasan proses keputusan.
peluang atau kesempatan (lingkaran) dan simpul terminal (bulat). Simpul keputusan mencerminkan alternatif-alternatif atau pilihan – pilihan keputusan yang bisa di ambil oleh perusahaan. Simpul peluang melambangkan keadaan-keadaan yang mungkin terjadi dari alternatif keputusan tersebut. Sedangkan simpul terminal merupakan akhir dari lintasan proses keputusan.
Contoh :
Disini setiap percabangan menyatakan
kondisi yang harus dipenuhi dan tiap ujung pohon menyatakan kelas data. Contoh Gambar diatas adalah identifikasi pembeli komputer,dari pohon keputusan tersebut
diketahui bahwa salah satu kelompok yang potensial membeli komputer adalah
orang yang berusia di bawah 30 tahun dan juga pelajar. Setelah sebuah pohon
keputusan dibangun maka dapat digunakan untuk mengklasifikasikan record yang
belum ada kelasnya. Dimulai dari node root, menggunakan tes terhadap
atribut dari record yang belum ada kelasnya
tersebut lalu mengikuti cabang yang sesuai dengan hasil dari tes tersebut, yang
akan membawa kepada internal node (node yang
memiliki satu cabang masuk dan dua atau lebih cabang yang keluar), dengan cara
harus melakukan tes lagi terhadap atribut atau node daun. Record yang
kelasnya tidak diketahui kemudian diberikan kelas yang sesuai dengan kelas yang
ada pada node daun.
Pada pohon keputusan setiap simpul daun menandai label kelas. Proses dalam
pohon keputusan yaitu mengubah bentuk data (tabel) menjadi model pohon (tree)
kemudian mengubah model pohon tersebut menjadi aturan (rule).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas, Penganggaran Modal (capital budgeting) sangatlah penting
dalam menentukan alur kas,investasi dan penanaman saham. Dimana bila
perhitungan atau keputusan untuk pengambilan penganggaran modal tepat, maka
keuntungan bagi perusahaan akan meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan
sangatlah penting bagi manajer keuangan untuk sangat hati-hati dalam mengambil
keputusan dengan keadaan keuangan suatu perusahaan.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa perlu
kesadaran untuk mempelajari Penganggaran Modal karena Penganggaran Modal
merupakan alat yang digunakan untuk menentukan alur kas, investasi dan
penanaman saham sehingga seorang mahasiswa khususnya jurusan akuntansi harus
mempelajari materi ini karena pentingnya materi ini dikemudian hari, agar jika
menjadi seorang manajer atau pimpinan dapat memahami Anggaran terutama
Penganggaran Modal.
DAFTAR
PUSTAKA
Hanafi, Mamduh dan
Abdul Halim. 2010. Manajemen Keuangan.
Yogyakarta : AMP-YKPN
http://thesonofdevil.wordpress.com/2009/12/07/pohon-keputusan/ diakses pada
16 Mei 2017, Pukul 11.44 WIB