DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar
Belakang
1
1.2 Rumusan
Masalah
1
1.3 Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
3
2.1 Pengertian,
Manfaat, dan Kelemahan Sistem Biaya Standar
3
2.2 Penyusunan
BBB, BTK dan BOP Standar
6
2.3 Perhitungan
Selisih BBB, BTK dan BOP
10
2.4 Jurnal
Pencatatan BBB, BTK dan BOP
11
2.5 Perlakuan
Selisih dan Penyajian Selisih di Dalam Laporan Keuangan Perusahaan
13
BAB III PENUTUP
16
3.1 Kesimpulan
16
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“SISTEM BIAYA
STANDAR” Makalah
ini disusun dalam rangka memperdalam pemahaman tentang Sistem Biaya
Standar
sekaligus dalam rangka memenuhi penilaian mata kuliah Akuntansi
Biaya di (STIE)
PGRI Dewantara Jombang, Terima kasih kami sampaikan kepada ibu Dra. Yuniep Mujiati Suaidah, M.Si. dan ibu Omi Pramiana, SE, M.Aks. selaku dosen mata Kuliah Akuntansi Biaya yang telah memberikan kesempatan
bagi kami untuk mengerjakan tugas ini sehingga kami menjadi mengerti dan
memahami mengenai Sistem Biaya Standar.
Semoga makalah dapat bermanfaat
bagi kita semua khususnya Mahasiswa/i STIE PGRI Dewantara Jombang.
Jombang, 18 Desember
2016
Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sudah sejak lama masyarakat dunia memandang sektor
ekonomi sebagai sektor yang sangat menjanjikan dan menentukan
kemajuan suatu bangsa. Bahkan munculnya istilah “Era Globalisasi” dan “Pasar
Bebas” tak lepas dari sebuah harapan terbukanya pintu usaha di seluruh penjuru
dunia.
Kondisi
ini membawa pengaruh terhadap para pelaku ekonomi. Masing-masing tampak
mempersiapkan diri dan meningkatkan kualitas dan profesionalitas perusahaannya
agar mampu menghadapi persaingan yang begitu ketat. Manajemen sebagai ujung
tombak perusahaan dituntut untuk selalu dapat menemukan langkah-langkah yang
akurat, tepat dan prosfektif dalam berbagai kondisi sehingga mendatangkan
keuntungan semaksimal mungkin bagi perusahaan yang dikelola.
Faktor terpenting dalam menjalankan kegiatan produksi
pada perusahaan mebel adalah bahan baku, tenaga kerja serta biaya overhead
pabrik karena pada umumnya komponen tersebut cukup besar. Bahan baku merupakan
sumber daya utama yang memegang peranan paling penting dalam perusahaan
manufaktur atau Pabrik. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat tergantung pada
kualitas bahan baku untuk produksi yang dimiliki perusahaan. Dengan
demikian pihak manajemen harus mampu merencanakan dan mengendalikan biaya
dengan baik sesuai dengan kondisi perusahaan saat itu. Tenaga kerja sangat
menunjang bagi kualitas produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan itu
sendiri. Selain itu, biaya overhead pabrik yang dikeluarkan untuk menunjang
proses produksi tersebut juga harus diperhatikan. Agar biaya
tersebut dapat terealisasi dengan baik, maka pihak manajemen perlu
mengetahui jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu-satuan
produk dengan dasar pedoman dari biaya masa lalu.
Didalam pengendalian biaya pada akuntansi biaya
diperlukan patokan atau standar sebagai dasar yang dipakai sebagai tolok ukur
pengendalian. Biaya yang digunakan sebagai tolok ukur pengendalian ini disebut
biaya standar. Biaya standar digunakan untuk menghitung selisih antara biaya
standar dengan biaya sesungguhnya. Kemudian selisih antara biaya standar dan
biaya sesungguhnya tersebut disajikan kepada manajemen untuk dipakai sebagai
dasar penentuan harga pokok sebab selisih yang digunakan untuk mengetahui
seberapa efisiensi dan seberapa besar penyimpangan dalam menerapkan sistem
biaya standar dalam mengendalikan biaya produksinya.
Dari permasalahan yang telah di uraikan diatas maka
kami selaku penulis sangat tertarik mendalami Sistem Biaya Standar dan
menjadikannya Judul Makalah Kelompok Kami.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian,
Manfaat, dan Kelemahan Sistem Biaya Standar?
2.
Bagaimana Penyusunan BBB, BTK dan BOP Standar?
3.
Bagaimana Perhitungan
Selisih BBB, BTK dan BOP?
4.
Bagaimana Jurnal Pencatatan BBB, BTK dan BOP?
5.
Bagaimana Perlakuan Selisih dan Penyajian Selisih di Dalam
Laporan Keuangan Perusahaan?
1.3
Tujuan
1.
Agar Memahami Pengertian,
Manfaat, dan Kelemahan Sistem Biaya Standar
2.
Agar Mengetahui Penyusunan BBB, BTK dan BOP Standar
3.
Agar Mengetahui Perhitungan
Selisih BBB, BTK dan BOP
4.
Agar Mengetahui Jurnal Pencatatan BBB, BTK dan BOP
5.
Agar Mengetahui Bagaimana Perlakuan Selisih dan Penyajian Selisih di Dalam
Laporan Keuangan Perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian, Manfaat, dan Kelemahan Biaya
Standar
2.1.1 Pengertian Biaya Standar
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah
biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk
membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor
lain tertentu.
Secara umum biaya
didefinisikan sebagai sumber daya ekonomis yang dikorbankan untuk mencapai
tujuan atau sasaran tertentu, tetapi di dalam suatu pengambilan keputusan yang
berbeda.
· Menurut Mulyadi (2007;387)
"Biaya Standar adalah
biaya yang ditentukan dimuka yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan
tertentu dibawah asumsi kegiatan ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain
tertentu."
· Menurut Carter Usry (2005;153)
"Biaya Standar adalah
biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau
sejumlah tertentu produk selama satu periode tertentu.
Sistem biaya standar dirancang untuk
mengendalikan biaya. Jika biaya standar ditentukan realistis, hal ini akan
merangsang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya dengan efektif, karena
telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan dan pada tingkat
biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.
Prosedur
Penentuan Biaya Standar
Dalam prosedur penentuan
biaya standar menurut Mulyadi (1991,419) biaya standar tersebut dibagi menjadi
tiga bagian yaitu biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan
biaya overhead pabrik standar.
A.
Biaya Bahan Baku Standar ( standard raw
material cost)
Adalah biaya bahan baku yang
seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan produk tertentu, yang terdiri dari
dua komponen, yaitu :
Harga bahan baku
standar (standard raw material price), terdiri atas :
Ø Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi
sejumlah keluaran fisik tertentu atau lebih dikenal dengan nama kuantitas
standar.
Ø Harga persatuan perfisik tersebut, atau disebut
pula harga standar yang berupa:
· Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang.
· Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.
· Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
Kuantitas bahan baku standar (standard
raw material quantity)
Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan
dengan menggunakan :
1. Penyelidikan teknis
2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :
· Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan
yang sama dalam periode tertentu dimasa lalu.
· Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk dalam pelaksanaan
yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.
· Menghitung rata-rata dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik.
B.
Biaya Tenaga Kerja standar (Standar direct labor
cost)
Adalah biaya tenaga kerja
langsung (direct labor cost) yang seharusnya terjadi untuk membuat satu
satuan poduk tertentu.Seperti halnya dengan biaya bahan baku standar,biaya
tenaga kerja terdiri dari dua unsur : jam tenaga kerja standar dan
tarif upah standar.
Jam tenaga kerja standar
Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar
adalah :
1. Tata letak pabrik (plant layout) yang
efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat dilakukan produksi yang
maksimum dengan biaya yang minimum.
2. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik,
sehingga tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi.
3. Standarisasi kerja karyawan
dan metode – metode kerja dengan instruksi – instruksi dan
latihan yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi dapat dilakukan
dibawah kondisi yang baik.
Jam tenaga kerja
standar dapat ditentukan dengan cara :
1. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi
dalam suatu pekerjaan dari kartu harga pokok (cost sheet) periode
yang lalu.
2. Membuat tes-run operasi produksi dibawah keadaan
normal yang diharapkan.
3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari
berbagai kerja karyawan dibawah keadaan nyata yang diharapkan.
Tarif Upah
Standar
Penentuan tarif upah standar
memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan yang
dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata terif
upah perjam yang dibayar.
Tarif Upah
Standar dapat ditentukan dengan cara :
1. Perjanjian dengan organisasi karyawan.
2. Data upah masa lalu, yang dapat dijadikan sebagai
upah standar adalah: rata-rata hitung, rata-rata tertimbang atau median dari
upah karyawan masa lalu.
3. Penghitungan tarif upah karyawan masa lalu dalam
keadaan operasi normal.
C. Biaya Overhead
Pabrik Standar (standar overhead rate)
Biaya Overhead Pabrik Standar ini terdiri dari :
1. Jam (kuantitas) standar
2. Harga (tarif) standar, terlebih dahulu harus
ditetapkan berapa besarnya biaya tetap dan biaya variabel sebagai standar.
Standar untuk biaya overhead pabrik menggunakan fleksibel budget.
2.1.2 Manfaat Sistem Biaya Standar
1. Sistem
biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya.
2. Sistem biaya standar memberikan pedoman
kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan
tertentu.
3. Sistem biaya standar menyajikan analisis
penyimpangan biaya sesungguhnya dan biaya standar.
2.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Biaya Standar
Kelebihan Sistem Biaya Standar :
1.
Memungkinkan reduksi biaya
produk
2.
Meningkatkan pengendalian
biaya dan evaluasi kerja
3.
Informasi yang lebih baik bagi
perencanaan
Kelemahan Sistem Biaya
Standar :
1.
Terlalu menekan pada moral
2.
Laporan biaya standar tidak
tepat waktu
3.
Insentif pembentukan
persediaan
4.
Varian laba favorable dapat saja
salah diinterprestasikan
5.
Penekanan pada standar mungkin
mengabaikan objek yang penting
2.2 Penyusunan BBB, BTK dan BOP Standar
CONTOH SOAL
CV. CAHAYA MENTARI yang berproduksi dengan 2 jenis bahan baku
dan memiliki 2 dept. produksi dimana Bahan Baku hanya dipakai pada Dept. I dan
BOP pada Dept. II. Biaya standar untuk
menentukan biaya produksi, berdasarkan data-data sebagai berikut :
a.
Harga bahan distandarkan Rp. 100,-/kg untuk bahan A dan Rp. 400,-/kg
untuk bahan B ditambah biaya penanganan masing-masing 10 %. Untuk membuat satu unit produk jadi
diperlukan 2,5 kg bahan A dan 2 kg bahan B.
b.
Jumlah tenaga kerja yang menangani langsung produksi adalah 40 orang di
Dept. I dan 100 orang di Dept. II, dimana diperkirakan tiap pekerja bisa
bekerja efektif 35 jam / minggu. Upah
dan gaji total per minggu Dept. I Rp.
280.000 dan Dept. II Rp. 875.000,-
ditambah 20 % sebagai cadangan premi lembur dan premi lain-lain. Dalam Dept. I
bahan diolah selama 2,5 jam dan dalam Dept. II selama 2 jam.
c.
Kapasitas normal produksi adalah 1.000 unit ( 100 % ) atau 4.000 jam
mesin dengan batas terendah produksi 80 % dan kapasitas penuh 120 %. BOP yang terdiri dari overhead tetap dan
variabel pada kapasitas normal adalah :
Variabel Tetap
Upah pegawai Rp. 320.000 –
Bahan pembantu Rp.
140.000 –
Lain-lain Rp.
20.000 –
Penyusutan Mesin – Rp. 190.000
Listrik – Rp. 50.000
Pemeliharaan, dll – Rp.
80.000 +
Rp. 480.000 Rp. 320.000
Dari
data-data tersebut diminta untuk menyusun biaya standar per unit produk jadi
dan fleksible budget untuk BOP pada kapasitas 80 %, 100 %, 120 %
JAWABAN :
v Penyusunan
Biaya Standar Bahan Baku per Unit Produk
:
Bahan A Bahan B
1. Harga bahan per unit (kg) Rp. 100,- Rp. 400,-
2. Biaya penanganan bahan 10 % 10 %
3. Kebutuhan bahan
2,5 kg
2 kg
4. Harga standar bahan per kg Rp.
110,- Rp.
440,- *)
5. Biaya standar bahan Rp.
275,- **) Rp.
1.100,-
6. Biaya standar bahan baku
(Rp. 275,-
+ Rp 1.100,- ) = Rp. 1.375,-
v Penyusunan
Biaya Standar Upah Langsung per Unit Produk
:
Dept.
I Dept.
II
1. Tenaga Kerja 40 100
2. Jam kerja per minggu / orang 35 35
3. Jumlah jam kerja / minggu (1 x 2) 1.400
3.500
4. Jumlah biaya per minggu Rp. 280.000,- Rp. 875.000,-
5. Biaya per jam
(4 : 3) Rp. 200,- Rp. 250,-
6. Cadangan premi 20 %
Rp. 40,- Rp. 50,-
7. Biaya per jam total (5 + 6) Rp. 240,- Rp. 300,-
8. Kebutuhan jam kerja 2,5 2
9. Biaya standar upah
(2,5 x Rp. 240) + (2 x 300) = Rp.
1.200,-/unit
v Penyusunan
Biaya Standar Overhead Pabrik per Unit Produk
:
Jenis
Biaya
|
80 %
|
100 %
|
120 %
|
|||
Total
(Rp.)
|
Per
jam (Rp.)
|
Total
(Rp.)
|
Per
jam (Rp.)
|
Total
(Rp.)
|
Per
jam (Rp.)
|
|
Biaya
variabel :
Upah
pengawas
Bahan.
pembantu
Lain-lain
|
256.000
112.000
16.000
|
80
35
5
|
320.000
140.000
20.000
|
80
35
5
|
384.000
168.000
24.000
|
80
35
5
|
|
384.000
|
120
|
480.000
|
120
|
576.000
|
120
|
Biaya
Tetap :
Peny.
mesin
Listrik
Pemeliharaan
|
190.000
50.000
80.000
|
|
190.000
50.000
80.000
|
|
190.000
50.000
80.000
|
|
|
320.000
|
|
320.000
|
|
320.000
|
|
Jumlah
Biaya
|
704.000
|
|
800.000
|
|
896.000
|
|
Biaya standar
overhead pabrik dibuat pada kapasitas normal dimana :
Overhead Standar
/ jam =
Rp. 120 + Rp. 80
= Rp. 200
Biaya overhead
pabrik =
Rp. 200 x 4 = Rp. 800,-
v Biaya
Standar Produksi per unit :
Bahan Baku Rp. 1.375,-
Upah Langsung Rp. 1.200,-
Overhead Pabrik Rp. 800,-
Biaya Produksi Standar Rp.
3.375,- / unit
2.3 Perhitungan
Selisih BBB, BTK dan BOP Standar
Terdapat 3
model mencari selisih BBB, BTK dan BOP Standar :
1. Model
satu selisih (the one-way model)
|
Dimana :
St =
selisih total
HSt =
harga standar
KSt =
kuantitas standar
HS =
harga sesungguhnya
KS =
kuantitas sesungguhnya
2. Model
dua selisih (the two-way model)
Terdapat dua selisih;Selisih harga dan Selisih
kuantitas atau efisiensi.
|
Dimana:
SH = Selisih
Harga SK
= Selisih Kuantitas/Efesiensi
HSt = Harga
Standard KSt = Kuantitas Standard
HS = Harga
Sesungguhnya KS = Kuantitas Sesungguhnya
3. Model
tiga selisih (the three-way model)
Terdiri dari 3 selisih; selisih harga, selisih
kuantitas, dan selisih harga/kuantitas.
Terdiri 3 jenis hubungan antara biaya standar dengan
biaya sesungguhnya.
a.
Harga dan
kuantitas standar lebih tinggi atau rendah dari harga dan kuantitas
sesungguhnya.
|
b.
Harga standar
lebih rendah dari harga sesungguhnya,
namun kuantitas standar lebih tinggi kuantitas sesungguhnya.
|
c.
Harga standar
lebih tinggi dari harga sesungguhnya,
namun kuantitas standar lebih rendah kuantitas sesungguhnya.
|
2.4 Jurnal
Pencatatan BBB, BTK dan BOP Standar
Aliran
Biaya Standar:
1. Pencatatan BBB
BDP – BBB xxx
Persediaan BB xxx
2.Pencatatan BTKL
BDP – BTKL xxx
Gaji dan Upah xxx
3. Pencatatan BOP – Metode 1
BOP Sesungguhnya xxx
Berbagai rekening dikredit xxx
BDP – BOP xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Pencatatan BOP – Metode 2
BOP Sesungguhnya xxx
Berbagai rekening dikredit xxx
BDP – BOP xxx
BOP yang dibebankan xxx
BOP yang dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx
4.Pencatatan HP produk jadi
Persediaan produk jadi xxx
BDP – BBB xxx
BDP – BTK xxx
BDP – BOP xxx
5.Pencatatan HP produk dalam proses
Persediaan produk dalam proses xxx
BDP – BBB xxx
BDP – BTK xxx
BDP – BOP xxx
6.Pencatatan HP produk yang dijual
Harga pokok penjualan xxx
Persediaan produk jadi xxx
7.Pencatatan selisih biaya
Selisih BB
Selisih harga BB xxx
selisih kuantitas BB xxx
BDP – BBB xxx
1. Pencatatan BBB
BDP – BBB xxx
Persediaan BB xxx
2.Pencatatan BTKL
BDP – BTKL xxx
Gaji dan Upah xxx
3. Pencatatan BOP – Metode 1
BOP Sesungguhnya xxx
Berbagai rekening dikredit xxx
BDP – BOP xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Pencatatan BOP – Metode 2
BOP Sesungguhnya xxx
Berbagai rekening dikredit xxx
BDP – BOP xxx
BOP yang dibebankan xxx
BOP yang dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx
4.Pencatatan HP produk jadi
Persediaan produk jadi xxx
BDP – BBB xxx
BDP – BTK xxx
BDP – BOP xxx
5.Pencatatan HP produk dalam proses
Persediaan produk dalam proses xxx
BDP – BBB xxx
BDP – BTK xxx
BDP – BOP xxx
6.Pencatatan HP produk yang dijual
Harga pokok penjualan xxx
Persediaan produk jadi xxx
7.Pencatatan selisih biaya
Selisih BB
Selisih harga BB xxx
selisih kuantitas BB xxx
BDP – BBB xxx
Selisih BTKL
Selisih Efisiensi upah xxx
Selisih Tarif upah xxx
BDP – BTK xxx
Selisih BOP
BDP – BOP xxx
BOP yang dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Berbagai rekening yang dikredit xxx
BOP yang dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Selisih Terkendalikan xxx
Selisih Volume xxx
BOP Sesungguhnya xxx
BDP – BOP xxx
BOP yang dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Berbagai rekening yang dikredit xxx
BOP yang dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Selisih Terkendalikan xxx
Selisih Volume xxx
BOP Sesungguhnya xxx
2.5 Perlakuan Selisih dan Penyajian Selisih di
Dalam Laporan Keuangan Perusahaan
CONTOH SOAL
PT.
CAHAYA MENTARI pada tahun 2010 memproduksi produk jadi
sebanyak 120.000 unit. Bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.000 kg,
sedangkan yang digunakan dalam proses produksi sebanyak 700.000 kg.
Dalam
menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas bahan baku sebanyak 6 kg / unit
dengan standar harga Rp. 2.150,- / kg, lalu ditentukan pula standar efisiensi
tenaga kerja langsung 3 jam / unit dengan standar tarif upah Rp. 2.400,- / jam
. Namun kenyataan yang terjadi, harga bahan baku sesungguhnya hanya Rp. 2.100,-
/ kg dengan jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya selama 365.000 jam dengan
tarif Rp. 2.500, / jam.
Diminta Carilah :
1. Selisih
harga bahan baku.
2. Selisih
kuantitas bahan baku.
3. Selisih
efisiensi tenaga kerja langsung.
4. Selisih
Tarif tenaga kerja langsung
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang
harus dibayar serta pengalokasian selisih gaji dan upah dengan mengabaikan
pajak atas gaji dan upah.
PENYELESAIAN :
1. Selisih
Harga Bahan Baku :
Selisih
Harga = ( Harga
Ssg – Harga Std ) x Kuantitas Ssg
= (
Rp. 2.100 – Rp. 2.150 ) x 750.000
= Rp.
37.500.000,- ( Laba )
2. Selisih
Kuantitas Bahan Baku :
Selisih
Kuantitas = [ Kuantitas Ssg – Kuantitas
Std yang ditetapkan] x Harga Std
= [
700.000 – ( 6 x 120.000 )
] x Rp. 2.150
= Rp.
43.000.000 ( Laba )
3. Selisih
Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :
Selisih
Jam Kerja = [ Jam kerja Ssg – Jam kerja Std
yang ditetapkan ] x Tarif upah Std
= [
365.000 – ( 3 x 120.000 )
] x Rp. 2.400
= Rp.
12.000.000,- ( Rugi )
4. Selisih
Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung :
Selisih
Tarif Upah = [ Tarif upah Ssg – Tarif upah Std
] x Jam kerja Ssg
= [
Rp. 2.500 – Rp. 2.400 ] x 365.000
= Rp.
36.500.000,- ( Rugi )
5. Jurnal
untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar :
Gaji
dan upah ( 2.500 x 365.000) Rp. 912.500.000,-
Berbagai
perkiraan hutang
Rp. 912.500.000,-
Ø
Jurnal untuk mengalokasikan
gaji dan upah serta selisih-selisihnya :
Barang
dalam proses ( 360.000 x 2.400 ) Rp.
864.000.000,-
Selisih
efisiensi TK
langsung Rp. 12.000.000,-
Selisih
tarif TL langsung Rp. 36.500.000,-
Gaji
dan
upah Rp. 912.500.000,-
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah
biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk
membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan
faktor-faktor lain tertentu.
Secara umum biaya
didefinisikan sebagai sumber daya ekonomis yang dikorbankan untuk mencapai
tujuan atau sasaran tertentu, tetapi di dalam suatu pengambilan keputusan yang
berbeda.
Dalam prosedur penentuan
biaya standar menurut Mulyadi (1991,419) biaya standar tersebut dibagi menjadi
tiga bagian yaitu biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan
biaya overhead pabrik standar.
a.
Biaya Bahan Baku Standar ( standard raw
material cost)
b.
Biaya Tenaga Kerja standar (Standar direct labor
cost)
c.
Biaya Overhead Pabrik Standar (standar overhead
rate)
3.2 Saran
Dalam
penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan karenanya kritk
serta saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi terciptanya
makalah yang sempurna dikemudian hari dan dapat menjadi acuan dalam penulisan
makalah makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
pksm.mercubuana.ac.id/new/.../files.../93004-11-155255308450.doc
Drs. Mulyadi, M.Sc. Akuntansi Biaya. Edisi ke 5.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta: UPP – STIM YKPN, 2009